Banyak pasangan suami-istri yang cekcok hanya karena masalah
sepele. Padahal, seandainya para istri tahu apa saja yang tak disukai
oleh suami, niscaya percekcokan itu tak bakal terjadi.
Belakangan, Grace seringkali curhat pada sahabatnya, Zaza. Grace
bingung, jurus apalagi yang harus ia gunakan dalam menghadapi Toni,
suaminya. Pasalnya, nyaris setiap minggu diwarnai keributan antara dia
dan suaminya itu. Pemicunya sepele, Grace tak suka suaminya selalu
menghabiskan akhir minggu dengan memancing bersama teman-temannya. Yang
membuat Grace lebih kesal, Toni sepertinya lebih mengutamakan hobi
memancingnya itu ketimbang keluarga.
Perkawinan memang bukanlah suatu kisah indah sepanjang masa.
Riak-riak kecil hampir pasti selalu mewarnai perjalanannya. Salah satu
pemicunya adalah karena istri tak bisa mengerti apa yang sebetulnya
dibutuhkan pasangannya. Mereka tak tahu apa yang tak disukai oleh
suaminya. Nah, agar hubungan dengan suami tetap mesra, ada baiknya Anda
mengenali hal-hal apa saja yang biasanya tak disukai oleh para suami
dari istrinya.
1. DILARANG MENEKUNI HOBI
Umumnya, suami paling tidak suka dilarang atau dibatasi oleh istri.
Apalagi jika itu menyangkut hobi yang sudah lama ia geluti, pasti ia
akan protes. Bagaimana pun hobi sangat berkaitan dengan kesenangan dan
kepuasaan batinnya.
Yang harus dilakukan: Tak perlu marah atau
protes pada suami, hanya karena ia larut dengan hobinya. Sebab, jauh
sebelum Anda resmi jadi istrinya pun, hobi itu sudah lebih dulu akrab
dalam kehidupannya. Jadi, jika suami suka lupa waktu karena hobi, ada
cara mudah yang bisa Anda lakukan. Mintalah suami untuk sedikit
mengurangi intensitas penyaluran hobinya. Misalnya, jika sebelumnya
hampir tiap minggu ia pergi memancing, mintalah agar memancingnya 2 kali
sebulan saja. Jika memungkinkan, bawalah serta keluarga. Dengan
demikian, meski ia sibuk dengan hobinya, kebersamaan dengan keluarga
tetap terjaga.
2. TERLALU DIATUR
"Papa harus pulang sebelum jam 8 malam, ya. Enggak boleh lewat.
Apalagi kumpul-kumpul dulu sama teman-teman!" Sikap hobi mengatur tentu
saja tidak disukai, karena ini menyangkut ruang gerak yang dibatasi.
Biasanya, suami bukan semakin menurut, melainkan justru semakin
menjadi-jadi.
Yang harus dilakukan: Bila suami sering pulang
larut malam selewat jam kantor, ingatkan ia agar pulang jangan terlalu
malam. Katakan bahwa Anda dan anak-anak menunggunya untuk makan malam
bersama. Bisa juga Anda sampaikan melalui SMS. Yang penting adalah cara
penyampaian Anda. Sebaiknya, ingatkan ia dengan kata-kata yang enak
didengar, dengan ucapan sayang dan penuh perhatian. Biasanya, suami akan
sadar bahwa kehadirannya sangat dinantikan keluarga.
3. DIMINTA MENGUBAH PENAMPILAN
Suami yang terbiasa berpenampilan cuek dengan rambut gondrong dan
berpenampilan funky misalnya, tentu saja tak bakal nyaman jika tiba-tiba
Anda memintanya mengubah penampilan. Memangkas rambut atau
berpenampilan lebih rapi, misalnya. Ingat, ia lebih percaya diri dengan
penampilannya yang sekarang.
Yang Harus Dilakukan: Maksud Anda memang baik,
ingin melihat suami tampil lebih rapi dan berwibawa. Tapi jika gaya itu
sudah menjadi bagian dari dirinya dan suami merasa nyaman dengan gaya
itu, tentu agak sulit untuk mengubahnya dengan segera. Yang dapat Anda
lakukan adalah memberikan masukan. Misalnya, "Papa kelihatan lebih rapi
kalo rambutnya dipangkas sedikit, lho!" Guyon yang tanpa memaksa
biasanya justru lebih ampuh ketimbang memaksa.
4. DIPAKSA-PAKSA
Siapa pun pasti akan merasa enggan jika dipaksa melakukan sesuatu
yang di luar kehendaknya. Demikian pula suami. Memaksanya membelikan
Anda seperangkat perhiasan emas, memaksanya makan malam di luar rumah di
saat ia asyik menunggu siaran sepakbola di teve, tentu bukan sesuatu
yang bijak. Akibatnya, bisa terjadi keributan antara Anda dan suami.
Yang Harus Dilakukan: Kuncinya, jeli-jelilah
melihat situasi dan kondisi. Bila Anda menginginkan suami membelikan
sesuatu, lihatlah apakah itu memang memungkinkan atau tidak. Saat yang
tepat untuk mengutarakan keinginan Anda pada suami adalah saat ia sedang
merasa bahagia. Misalnya, jika Anda ingin perhiasan, utarakan saat ia
menerima kenaikan gaji atau menang tender. Jika Anda ingin mengajaknya
makan malam, utarakan saat kesebelasaannya menang. Biasanya, seseorang
yang sedang bahagia akan mengabulkan apa saja yang diminta oleh apapun
yang diminta oleh orang yang mereka cintai.
5. TERLALU DIDIKTE
Banyak istri yang terlalu mendikte suami. Padahal, suami bukanlah
anak kecil yang harus didikte untuk melakukan ini-itu. Jangan heran jika
ia akhirnya merasa kesal karena Anda dikte terus-terusan.
Yang Harus Dilakukan: Banyak hal yang bisa
dilakukan tanpa harus mendikte, kok. Yang penting, ada komunikasi antara
Anda berdua. Contohnya, bila Anda menghendaki suami meluangkan waktunya
untuk Anda dan anak-anak, cobalah membicarakannya saat Anda berdua
sedang santai. Di meja makan, misalnya. Di saat itulah, Anda bisa
membicarakan hal-hal yang selama ini terasa mengganjal. Membuat
kesepakatan untuk berbagi tugas dalam hal pengasuhan anak, misalnya.
Suami bertugas mengantar anak ke sekolah, sementara Anda bertugas
menjemput.
6. DICEMBURUI BERLEBIHAN
Tidak semua suami senang istrinya cemburu. Apalagi jika rasa cemburu
yang ditampakkan istri sudah melewati batas kewajaran alias cemburu
buta. Tidak ada angin tak ada hujan, Anda tiba-tiba menuduh suami
berselingkuh dengan wanita lain, misalnya. Kadangkala, penyebabnya hanya
hal sepele, seperti perhatian suami yang berkurang. Anda sudah langsung
tersinggung, merasa tak diperhatikan atau disayang lagi oleh suami.
Biasanya seorang yang diliputi perasaan cemburu akan melakukan apa saja
agar suaminya tidak melirik wanita lain. Memata-matai ruang gerak suami,
misalnya.
Yang Harus Dilakukan: Cemburu bisa merupakan
pertanda cinta Anda kepada suami. Tapi jika yang Anda lakukan adalah
cemburu yang berlebihan, tentu lain persoalannya. Ini bisa berarti Anda
meragukan cinta suami. Yang jelas, ketahui dulu dengan jelas apa yang
menjadi pemicu kecemburuan Anda. Apakah benar ada wanita lain, atau
sekadar tak lagi mendapat perhatian. Pada pasangan yang sudah memiliki
anak, perhatian suami terkadang lebih tercurah untuk anak-anaknya
dibandingkan istri. Ia menganggap tidak perlu sepenuhnya memberi
perhatian untuk istri seperti saat awal perkawinan dulu. Inilah yang
seringkali tidak disadari para istri. Jadi, tak perlu cemburu buta pada
suami tanpa alasan yang jelas.
7. SELALU DICURIGAI
Perasaan selalu dicurigai dan tidak pernah dipercaya tentu akan
membuat suami merasa tidak nyaman. Apalagi bila Anda mencurigainya telah
melakukan sesuatu yang tidak jujur di belakang Anda. Misalnya
mencurigainya telah berselingkuh, padahal belum tentu kebenarannya.
Yang Harus Dilakukan: Bila Anda merasa ada
sesuatu hal yang mengganjal di hati dan berhubungan dengan tindak-tanduk
suami, tak ada salahnya ditanyakan langsung kepadanya. Ini akan
menghindarkan Anda dari menaruh kecurigaan tak beralasan pada suami.
Tapi ingat, sebaiknya tahan emosi saat Anda menyampaikan unek-unek atau
kekesalan Anda. Juga hindari pertanyaan yang menyudutkan. Carilah waktu
yang tepat, misalnya saat berangkat tidur. Jika suami membantah
kecurigaan Anda dengan alasan yang masuk akal, tak perlu melanjutkan
kecurigaan itu. Intinya, curiga boleh saja, selama memang ada bukti.
Kalau bukan Anda yang mempercayai suami, lantas siapa lagi?
8. DIBENTAK-BENTAK
"Kamu ini gimana sih, gitu saja tidak becus!" Kalimat bernada tinggi
seperti ini tak jarang kita temukan keluar dari mulut istri. Posisi
suami sebagai kepala keluarga yang seharusnya dihormati, tak lagi mereka
indahkan. Bahkan tak jarang dilakukan di depan anak-anak. Ingat, tak
semua suami bisa menerima sikap istri yang demikian.
Yang Harus Dilakukan: Emosi boleh saja, karena
itu satu hal yang sangat manusiawi. Apalagi jika yang dilakukan suami
tidak sesuai dengan kehendak hati. Tapi, tidak seharusnya Anda membentak
apalagi mempermalukannya di depan anak-anak atau umum, bukan? Kalaupun
ia melakukan kesalahan, tegurlah di saat Anda hanya berdua saja.
Lampiaskan kekesalan dan kekecewaan Anda. Boleh emosi, tapi tetap dalam
batas kewajaran. Dan yang harus diingat, Anda harus tetap menghargainya
sebagai suami.
9. TIDAK DIHARGAI
Banyak istri yang berperilaku sepertinya tak lagi menghargai suaminya
lagi. Penyebabnya tentu banyak dan bervariasi. Ada yang disebabkan
posisi suami yang memang jauh di bawah istri, dari segi latar belakang
sosial, finansial maupun karier. Atau penampilan istri yang jauh lebih
menarik dibandingan suami. Hal-hal inilah yang seringkali membuat istri
lantas menjadi sombong atau arogan. Di matanya, suami hanyalah pelengkap
status. Akibatnya, suami merasa minder dan tak dihargai, dan istri pun
bersikap semena-mena padanya.
Yang Harus Dilakukan: Perkawinan adalah sesuatu
yang sakral. Jadi, begitu Anda memutuskan menjadikan seorang lelaki
sebagai pasangan hidup, terimalah ia dengan berbagai kekurangan dan
kelebihannya. Kalau ia bisa menerima kekurangan Anda, kenapa Anda tidak
bisa menerima kekurangannya? Jangan memandang suami dari segi materi
ataupun penampilan fisik, namun hormatilah ia sebagai sebagai kepala
rumah tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar