Siapa yang tidak ingin memiliki
keluarga bahagia. Setiap keluarga pasti menginginkannya. Kita semua
ingin bahagia, dan kita ingin agar anak-anak kita juga bahagia karena
kebahagiaan adalah salah satu tujuan hidup manusia. Orangtua akan
berupaya mencari cara supaya kehidupan anak-anak mereka bahagia.
Orangtua berani mengorbankan apa saja supaya anak-anak mereka bisa
bahagia. Salah satu kunci untuk membahagiakan anak adalah cara mendidik
mereka. Didikan yang salah dan tidak terarah, tentunya akan membawa
mereka ke dalam lembah penderitaan. Di bawah ini, ada beberapa contoh
yang dapat diambil untuk mendidik anak-anak dalam kehidupan mereka.
1. Rencanakan apa yang kita inginkan bagi anak kita.
Menurut Lori M Figueroa (Christian
Therapist Notebook), “Anak-anak kecil mempunyai kebutuhan dasar untuk
dikasihi dan merasa aman. Orangtua memegang peranan yang sangat besar
dalam memenuhi kebutuhan dasar anak-anaknya. Tetapi sayangnya,
perceraian, perpisahan, kematian, penelantaran, atau tindakan kekerasan
seringkali menyebabkan kebutuhan ini terabaikan tidak terpenuhi.”
Untuk bisa memenuhi kebahagiaan anak
dalam kebutuhan dasar ini, maka orangtua perlu menggambarkan apa yang
ingin dibagikan kepada anak. Ada banyak rencana yang ingin dilakukan
supaya anak bahagia. Namun semuanya itu butuh akan sebuah perencanaan
yang matang. Setelah ada perencanaan dibutuhkan tekad dan komitmen untuk
melaksanakan perencanaan tersebut.
2. Ajarkan anak untuk yakin tentang masa depannya.
Orangtua adalah guru dan contoh
menjadi orang dewasa. Oleh karena itu, berusalah positif dengan
pekerjaan Anda, dan jangan keluhkan kondisi ekonomi, karyawan maupun bos
Anda di hadapan anak-anak Anda. Biarkan anak tahu bahwa orangtua akan
memiliki cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga.
Bekerjalah jika Anda memiliki kesempatan, dan hargailah pekerjaan Anda.
Ketika mereka melihat bahwa orangtua
bekerja dengan giat untuk kehidupan keluarga, maka mereka telah belajar
untuk menghargai pekerjaan yang telah diberikan. Mereka akan berantusias
untuk menyiapkan masa depan yang baik dengan pekerjaan yang akan mereka
dapatkan.
3. Memuji anak secara tepat.
Julianto Simanjuntak dalam buku
Ayah, Anak, Cucu mengatakan dalam memuji harus menggunakan kata-kata
yang spesifik. Daripada melihat gambar mereka dan berkata, “Gambar yang
bagus. Papa suka. Kamu memang yang terbaik”, akan jauh lebih baik jika
Anda berkomentar, “Papa suka gambarmu, ceritakan tentang gambar ini.
Papa bisa lihat gambar ini berarti banget buat kamu dan kamu memang
punya bakat. Mama suka pita merah yang kamu gambarkan pada anjing itu.”
Ungkapan “Ceritakan tentang gambar ini” membuat mereka tahu bahwa Anda
ingin mendengar apa yang penting bagi mereka.
4. Menghargai dan Menghormati anak
Terkadang orangtua gampang untuk
menjelekkan anaknya sendiri dihadapan orang lain, entah temannya,
keluarga besar atau anggota masyarakat. Usahakanlah untuk tidak
membicarakan masalah mereka di hadapan orang lain, sepertinya mereka
hanyalah barang dan bukan orang. Orangtua harus berhati-hatilah dengan
siapa mereka berbagi cerita mengenai permasalahan anak. Tidak semua
orang perlu tahu kalau mereka masih mengompol, atau memiliki perilaku
sangat pemarah. Mereka tidak memilih untuk berada dalam kondisi itu.
Di sisi lain, biarkan anak Anda mendengar bagaimana Anda memuji dan menceritakan kelebihan mereka saat mereka berpikir mereka sedang menguping. “ Tadi Andi sudah membantu mama menyiapkan meja saat makan makan.” “Sam telah bermain dengan sangat baik bersama dengan anak-anak yang lebih kecil saat saya harus mengerjakan sesuatu.” Saat Anda menceritakan kepada orang lain betapa Anda menghargai setiap usaha anak Anda, mereka akan termotivasi untuk semakin sering memberikan pertolongan bahkan merasa sebagai bagian yang penting dari keluarga.
5. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk memilih.
Di sisi lain, biarkan anak Anda mendengar bagaimana Anda memuji dan menceritakan kelebihan mereka saat mereka berpikir mereka sedang menguping. “ Tadi Andi sudah membantu mama menyiapkan meja saat makan makan.” “Sam telah bermain dengan sangat baik bersama dengan anak-anak yang lebih kecil saat saya harus mengerjakan sesuatu.” Saat Anda menceritakan kepada orang lain betapa Anda menghargai setiap usaha anak Anda, mereka akan termotivasi untuk semakin sering memberikan pertolongan bahkan merasa sebagai bagian yang penting dari keluarga.
5. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk memilih.
Sedari usia dini ajarkan anak untuk
bisa memilih. Mulai dari memilih pakaian yang ingin dikenakan, memilih
menu makanan yang ingin dimasak, memilih jenis mainan yang ingin mereka
beli, dan sebagainya. Tentunya pilihan-pilihan yang ditawarkan harus
sesuai dengan kemampuan berpikir dan kemampuan orangtua untuk
mengabulkan pilihan mereka. Pilihan yang tidak sesuai dengan tingkat
usia mereka harus ditolak dengan cara yang halus supaya tidak
menimbulkan keraguan dalam diri mereka.
Ketika orangtua memberikan pilihan
kepada anak-anak mereka, mereka sedang memberikan kekuatan dan
kepercayaan diri kepada anak-anak.
6. Biarkan anak mengalami konsekuensi alami dari perbuatannya.
Apa yang ditabur itulah yang akan
dituai. Terkadang anak selalu berusaha memaksakan kehendak mereka
sendiri. Menuntut supaya keinginan mereka bisa terpenuhi. Sebagai
orangtua kita perlu bijaksana untuk menghadapi mereka. Bila mereka malas
untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka, sekali-kali biarkan
mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumah, dan pasti ada konsekuensi yang
akan mereka dapatkan. Ketika mereka tidak menghabiskan makan malam,
jangan paksakan mereka untuk menghabiskannya dan itu berarti mereka akan
merasa lapar sebelum waktu tidur.
Ketika mereka mendapatkan konsekuensi
dari perbuatan mereka, jangan menambahi dengan omelan, pukulan dan lain
sebagainya. Berikan intervensi yang secukupnya untuk menyadarkan mereka
bahwa itu adalah kelalaian mereka.
7. Nikmati pengalaman-pengalaman baru bersama dengan anak-anak
Pernah memasak bersama? Kalau belum,
cobalah resep baru bersama-sama, dari belanja, memotong sampai memasak.
Pernah ke Museum bersama? Kalau belum, atur waktu untuk mengunjungi
museum dan pergi bersama mereka. Carilah ide lain di internet atau di
perpustakaan. Biarkan mereka tahu bahwa Anda tidak tahu segalanya, tapi
Anda senang belajar bersama-sama dengan mereka. Ini sangat menyenangkan.
Sebagai orangtua kita
dituntut untuk hadir dan menjadi seorang teladan yang dihormati. Orang
tua harus bekerjasama dan karenanya orangtua harus memperlakukan
pasangannya, para guru, dan pemimpin komunitas dengan cara yang
positif.Orang-orang dewasa ini merupakan jangkar dalam kehidupan
anak-anak Anda. Jika Anda memperlakukan mereka dengan baik, anak Anda
pun akan melakukan hal yang sama. Anak Anda akan merasa baik mengenai
dirinya sendiri karena telah mendapatkan didikan yang baik dari
orang-orang dewasa yang ada disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar